Doomscrolling dan Cara Otak Kita Ketagihan Hal Negatif

Pernah nggak sih kamu scroll TikTok atau Twitter selama berjam-jam, padahal isinya cuma berita buruk, keluhan, atau bahkan video absurd yang bikin otak kerasa “kosong”? Kalau iya, selamat datang di dunia doomscrolling kebiasaan konsumsi konten negatif tanpa henti yang bikin otak kita kecanduan rasa cemas.

Apa Itu Doomscrolling?

Doomscrolling adalah kebiasaan terus-menerus membaca atau menonton informasi negatif di media sosial atau internet, walaupun hal itu membuat kita cemas, sedih, atau stres. 

Fenomena ini semakin menjadi-jadi sejak pandemi, dan sekarang kembali viral lewat istilah lain seperti brainrot konten aneh, absurd, dan nihil makna yang bikin kita stuck tapi nggak bisa berhenti.

Kenapa Otak Kita Suka Hal Negatif?

Ada penjelasan ilmiahnya, lho. Otak kita punya “bias negatif”, yaitu kecenderungan untuk lebih fokus pada informasi buruk karena dianggap penting untuk bertahan hidup. Di zaman dulu, ini berguna buat menghindari bahaya. Tapi sekarang? Otak kita masih menganggap drama, gosip, atau berita buruk itu penting padahal nggak selalu relevan buat hidup kita.

Konten negatif juga sering dibungkus dengan clickbait, musik yang catchy, atau visual absurd yang merangsang dopamin hormon yang bikin kita merasa “puas” sesaat. Akibatnya? Kita makin sulit lepas dan justru kecanduan stres.

Dampaknya Apa Aja?

  1. Kesehatan mental terganggu
    Terlalu banyak terpapar konten negatif bisa bikin kita overthinking, anxious, bahkan numb.
  2. Kehilangan fokus dan produktivitas
    Otak jadi gampang lelah, sulit konsentrasi, dan kehilangan motivasi untuk ngelakuin hal-hal penting.
  3. Menormalisasi kekacauan
    Konten absurd yang kita tonton terus-menerus bisa bikin standar kita turun. Hal-hal aneh jadi biasa, bahkan dianggap hiburan.

Gimana Cara Keluar dari Lingkaran Doomscrolling?

  1. Sadar dulu
    Perhatikan jenis konten yang kamu konsumsi. Apakah beneran bikin kamu bahagia, atau justru bikin anxious?
  2. Atur waktu scrolling
    Coba kasih batasan, misalnya cuma 30 menit buat buka media sosial, dan sisanya buat kegiatan lain yang menyehatkan.
  3. Kurasi feed kamu
    Follow akun-akun yang positif, inspiratif, atau edukatif. Jangan takut unfollow akun yang toxic.
  4. Ganti dengan aktivitas pengganti
    Jalan-jalan, journaling, baca buku, atau ngobrol sama teman bisa bantu otak kamu ‘rehat’ dari paparan konten negatif.

Di era digital ini, otak kita jadi ladang pertempuran antara dopamine instan dan kedamaian jangka panjang. Doomscrolling mungkin terasa menyenangkan di awal, tapi dampaknya bisa bikin kita terjebak dalam siklus cemas yang nggak sehat. Yuk, mulai sadari apa yang kamu konsumsi—karena apa yang kamu lihat, perlahan jadi cara kamu berpikir.